dan bisa membangun negara baru itu nantinya didukung komunitas internasional." Semoga mereka bersedia membicarakan pendirian Negara Kurdistan secara damai, perkembangan terbaru ini akan mempersatukan semua warga Irak. "Saya berharap,
ISIS hampir pasti kalah dan terpojok di Suriah. Johnstone mengaku kali ini cukup optimis akan ada perubahan fundamental pada masa depan pengungsi Kurdi yang terjebak di pengungsian. Berbeda dari situasi Nigeria yang masih suram, Johnstone pernah bekerja sebagai aktivis kemanusiaan untuk membantu pengungsi di Nigeria yang kabur dari teror Boko Haram.
belum pernah merasakan kebahagiaan seperti itu sejak masa kecilnya." "Dia bilang, Johnstone merekam pembicaraan dengan seorang petani yang bertahan di kamp tersebut. Saat UNHCR resmi datang membantu mereka,
merupakan salah satu musuh utama militan khilafah. dulu dianggap pemberontak oleh rezim penguasa Irak, Orang-orang Kurdi, Mereka bertaruh nyawa untuk kabur dari cengkeraman militan. Penghuni Kamp Qayyarah adalah warga etnis Kurdi yang terusir dari Mosul dan kota-kota sekitarnya ketika pasukan ISIS datang empat tahun lalu.
yang dihuni oleh 48 ribu orang. Jepretan Johnstone menangkap situasi keseharian terutama di Kamp Qayyarah, membantu 230.000 warga sipil Irak yang kini terdampar di penampungan sisi utara negara tersebut. Johnstone selalu membawa kamera selama bekerja, Dia ke sana sebagai analis untuk Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR). tiba di dekat garis depan Irak pada awal Mei lalu. Malcolm Johnstone, Pria asal Selandia Baru,
sejak 2014. wilayah yang diklaim ISIS sebagai ibu kota mereka selain Raqqa di Suriah, Militer Irak sebentar lagi berhasil merebut Kota Mosul, Setidaknya di Irak. dominasi ISIS tampaknya akan segera berakhir. Akhir tahun ini, sehingga memaksa jutaan orang kabur ke luar negeri. memerkosa perempuan dan anak-anak, Teroris yang mengimpikan khilafah Islamiyah itu membantai lelaki dewasa, Militan ISIS menciptakan kekacauan di setiap kota yang mereka duduki. Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) merupakan salah satu biang kerok yang menciptakan arus pengungsi terbesar sepanjang sejarah dua tahun terakhir.
akibat faktor-faktor mengerikan di atas. terdampar di penampungan, sebab artinya 1 dari 100 penduduk dunia dipaksa pergi dari rumah mereka, Angka ini mengerikan, hingga kelaparan akut. persekusi atas dasar agama atau ras, kemiskinan, Pemicunya mulai dari perang, dilaporkan bila 65,5 juta manusia terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka akibat bencana sosial. Pada 2016,
Kontributor VICE memotret situasi di kamp pengungsi wilayah utara Irak.
Source: VICE
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.