™ Eceng Gondok 'Ajaib' Pemupus Minyak

Jannet Juli 27, 2017
Eceng Gondok 'Ajaib' Pemupus Minyak
Eceng Gondok 'Ajaib' Pemupus Minyak Empat mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Romi Dwi Nanda, Mauliddiana Nurul Ilyas, Nur Sakinah Junirahma dan Muhammad Alfian Arifin, yang memanfaatkan ledakan pertumbuhan gulma perairan yaitu eceng gondok yang dicampur dengan sekam padi menjadi ‘magic briket’ penyerap tumpahan minyak di perairan. (Dok. Humas Univ Brawijaya)

 

Humas Universitas Brawijaya (ded/ded)

Romy

Kami berharap kedepan MABOA bisa diaplikasikan secara lebih luas tidak hanya di pinggir pelabuhan saja,” ujar Alfian.  “Saat ini Maboa sedang dalam proses pendaftaran Hak Patent di LPPM UB.

Pemerintah pun dapat menekan biaya penanganan apabila suatu ketika terjadi insiden tumpahan minyak di laut. mereka berharap suatu saat dapat dibuat suatu alat pendegradasi tumpahan minyak yang ramah linkungan dengan menggunakan sistem yang telah mereka buat. Dengan adanya ide ini,

sehingga bisa kami uji coba ke pelabuhan pekan depan,” kata Alfian. Kami menargetkan alat kami selesai dalam minggu ini, alat kami masih dalam tahap penyempurnaan desain agar mudah diaplikasikan ketika dilakukan uji coba ke pelabuhan yang terindikasi tumpahan minyak. Saat ini, “Kami sudah melakukan uji coba prototype di salah satu laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB.

Secara optimal alat ini dapat mengurangi tumpahan minyak dalam jangka waktu tiga sampai tujuh hari. Nina mengatakan cara penggunaan Maboa dengan melingkarkan pada zona tumpahan di mana ‘magic briket’ akan menghalau perluasan zona tumpahan dan selanjutnya auto-spray akan menyemprotkan cairan pendegradasi yang akan berkerja dan berfokus pada area di tengah lingkaran jaring.

ekonomis dalam pengaplikasiannya dan membantu mengurangi beberapa masalah yang ada di perairan Indonesia secara sekaligus. tidak berdampak buruk, Maboa merupakan alat dengan sistem pendegradasi yang ramah lingkungan, Dana negara yang terkuras juga tidak main-main besarnya. Romi menambahkan penanganan kasus-kasus seperti ini biasanya memberi efek buruk setelahnya.

bahkan bukan hanya bisa membahayakan berbagai ekosistem yang ada namun juga berakibat pada kesehatan kita apabila ikan-ikan yang mati tersebut secara tidak sengaja ikut terkonsumsi,” kata Diana. Banyak organisme yang mati, Bayangkan saja penumpukannya dalam perairan tentu berdampak fatal bagi kehidupan laut.

Data dari badan dunia Group of Expert on Scientifict Aspect of Marine Enviromental Proection (GESAMP) menyebutkan jika masukan senyawa hidrokarbon di dunia mencapai angka 6,44 juta ton/tahun. air laut berwarna hitam akibat masuknya minyak solar dan oli bekas dari perahu-perahu nelayan. Dapat dilihat ketika kita berada di sekitar pelabuhan, “Ide ini muncul karena keprihatinan kami atas kondisi perairan Indonesia yang semakin hari semakin memburuk.

Mereka merangkai ‘magic briket’ tersebut menjadi suatu sistem alat berbentuk jaring yang dikombinasikan dengan auto spray berisi bakteri pendegradasi minyak sehingga sistem alat ini bersifat ramah lingkungan.

Nur Sakinah Junirahma dan Muhammad Alfian Arifin memanfaatkan ledakan pertumbuhan gulma perairan yaitu eceng gondok yang dicampur dengan sekam padi menjadi ‘magic briket’ penyerap tumpahan minyak di perairan. Mauliddiana Nurul Ilyas, Keempat mahasiswa yang beranggotakan Romi Dwi Nanda,

Alat ini dinamakan Maboa.  Mereka membuat alat dari bahan eceng gondok yang bisa menyerap minyak di pelabuhan.

Adalah empat mahasiswa Universitas Brawijaya yang menemukan manfaat eceng gondok ini menjadi penyerap minyak yang tumpah di perairan.  CNN Indonesia -- Eceng gondok yang bikin pemandangan kurang bagus di perairan ternyata bisa bermanfaat. Malang,


Source: CNN Indonesia

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.