™ Kisah Pemberontak yang Terkungkung Film Kartini,

Jannet Juni 09, 2017
 Film Kartini, Kisah Pemberontak yang Terkungkung
Film biopic tentang Kartini yang disajikan dengan tafsir kekinian. Perempuan yang pemikirannya melampaui kaum pada zaman itu.

DIAN YULIASTUTI

Denny Sumargo
Produksi: Legacy Pictures-Screenplay Productions Djenar Maesa Ayu, Dwi Sasono, Reza Rahadian, Deddy Sutomo, Christine Hakim, Acha Septriasa, Ayushita Nugraha, yang sayangnya hanya terlihat sebagai bumbu dari film drama percintaan.Judul: Kartini
Sutradara: Hanung Bramantyo
Produser: Robert Ronny
Penulis naskah: Bagus Bramanthi-Hanung Bramantyo
Pemain: Dian Sastrowardoyo, Sosok Kartini dengan pemikirannya yang maju juga diperlihatkan dalam film Surat Cinta untuk Kartini, film Kartini garapan Sjumandjaja yang sangat kental nilai feodalistik dan berfokus pada Kartini seorang. Pertama, ada dua film tentang Kartini. Sebelumnya, Ini bukan pertama kali sosok Kartini diangkat ke layar lebar.

  Kacau semuanya,” ujar salah satu pamannya. tukang kayu pun nanti bisa jadi bupati. “Kalau semua boleh sekolah, Ia pun menyisipkan sentilan-sentilan sindiran terhadap situasi saat ini ketika paman-paman Kartini memprotes keinginan Kartini melamar beasiswa ke Belanda. dan tanpa menggurui. tak membuat kening penonton berkerut, Ia berhasil membuat biopic tentang pahlawan nasional yang wafat muda ini layak ditonton, dan pemikirannya yang egaliter. kedekatan dengan ayah, Hanung juga menghadirkan adegan-adegan yang menggambarkan kebebasan Kartini,

Penonton pun ikut terseret dalam suasana haru dan menyentuh. tapi tak menyerah melindungi dan berjuang untuk anak-anaknya. Christine dengan segudang pengalamannya mampu menghadirkan sosok ibu yang terbelenggu adat,

meski harus berperan sebagai bupati pesisiran dengan konsep dari sutradara,” ujar Deddy. aksentuasinya begini, gesturnya begini, “Saya belajar dari mbah-mbah saya, dengan luwes memperlihatkan gestur seorang bupati. yang keturunan ningrat Solo, Deddy, tentu tak usah dipertanyakan lagi. seperti Deddy Sutomo yang berperan sebagai ayah Kartini dan Christine Hakim sebagai ibu kandung Kartini, Nama-nama aktor dan aktris senior,

pengucapan beberapa kata bahasa Jawa kurang pas pada awal adegan. Ganjalan lain, Penonton tertawa kecil begitu dia muncul. yang sangat ganteng—padahal dari foto-fotonya terlihat agak gemuk dan berpipi tembem. Raden Adipati Ario Joyodiningrat (Dwi Sasono), sosok suami Kartini, Juga, sosok Dian terlalu matang untuk Kartini muda yang berusia 20-an. Hanya, meski dikungkung tradisi. Dian Sastro juga berhasil memperlihatkan sosok Kartini sebagai pribadi yang hangat dan maju,

termasuk ketika Kartini memutuskan menerima lamaran Bupati Rembang. Hanung memberi tafsir kekinian, tapi keluarga besar dan aturan lingkungannya,” ujar Hanung. “Bukan bertarung melawan orang lain, Dari situ Hanung mendapat informasi sepak terjang putri Bupati Jepara tersebut dengan segala kesulitannya. dan Elisabeth Keesing. Armijn Pane, Pramoedya Ananta Toer, Hanung melakukan riset panjang selama lebih dari dua tahun dari buku-buku tentang Kartini karya Joost Cote,

  menjadi tiga serangkai yang kompak. yang mengerjai adik-adiknya, Trinil, Dian Sastro mampu memainkan sosok Trinil yang tomboi dan agak cuek—ketika dia dan saudara-saudaranya memanjat tangga dan duduk di tembok pagar pendapa.

  Gadis muda yang sedih saat pingitan harus dijalani menunggu pinangan lelaki yang hendak menikahinya. agar dia menjadi raden ajeng dan bisa sekolah. Ngasirah (Nova Eliza), Gadis kecil yang sudah memulai pemberontakannya ketika dipisahkan dari ibu kandungnya,

yang sering dipanggil Trinil. Selanjutnya dia menyeret penonton pada adegan kilas balik Kartini kecil, Hanung sebagai sutradara dan penulis naskah menggambarkan Kartini dalam kegalauan sebagai pembuka adegan film yang digarap lebih dari dua tahun itu.

berhasil ditampilkan dalam film Kartini yang bakal segera tayang di bioskop. tapi tetap bergelut dengan kegelisahan hati dan belenggu adat, berpikiran maju, ingin tahu, Kartini sebagai sosok yang merindukan “kekebasan”, Tiga bersaudara itu menjadi sangat dekat dan kompak meski harus melawan kungkungan adat ningrat yang mendera.

  ketika masa pingitan kepada mereka datang. kepada adik-adiknya: Kardinah (Ayushita Nugraha) dan Roekmini (Acha Septriasa), nama kesayangan Kartini, Kebebasan itu yang kemudian ditularkan Trinil, Pikirannya merdeka seperti yang dipelajari dari rangkaian huruf-huruf Belanda tersebut. Kartini bisa berkelana. Dibatasi dinding kamar dalam pingitan, Sutradara Hanung Bramantyo memperlihatkan Kartini berkenalan sekaligus seolah bertemu secara fisik dan mengobrol dengan tokoh feminis itu seperti teman dekat.

Inilah yang kemudian mengantar Kartini menjadi perempuan yang pemikirannya melampaui kaum pada zamannya. Ia pun berkenalan dengan Cecile de Jong (Carmen van Rijnbach) yang menulis mengenai Hilda van Suylenburg (Alinda Wit)—tokoh feminis Belanda. Kartini (Dian Sastrowardoyo) mendapat kunci untuk membuka jendela dunia. Dari kakaknya pula, ia bisa bermanja dan berkeluh kesah tentang kebebasan. Sosro Kartono (Reza Rahadian), Jakarta - Kepada kakaknya, TEMPO.CO,


Source: Tempo.co

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.